Pagi ini, 5 Maret 2025, 06.45 wib.
Kok nulis tanggal dan waktu, sebagai pengingat aja artikel ini ditulis saat menunggu kuliah statistika. FYI, kuliah dimulai jam 08.00 wib tapi saya sudah duduk manis dipelataran fakultas dari 06.30 wib. Menulis artikel ini juga ditemenin suara sapu dan tepuk nyamuk karena yups sy di kelilingi nyamuk.
Ok, back to the topic. Ngeyel sama AI? wajar loh.
Pertama, definisi AI... AI itu apa? apa nama mantan gebetan hahahaha tentu bukan kan.. Mengutip chat gpt, Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem atau mesin yang dapat melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. AI mencakup berbagai teknologi, seperti pembelajaran mesin (machine learning), pemrosesan bahasa alami (natural language processing), visi komputer (computer vision), dan sistem berbasis aturan.
Secara umum, AI dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama:
- AI Lemah (Narrow AI) – AI yang dirancang untuk melakukan tugas spesifik, seperti asisten virtual (Siri, Google Assistant) atau sistem rekomendasi.
- AI Kuat (General AI) – AI yang memiliki kecerdasan yang setara dengan manusia, mampu memahami, belajar, dan beradaptasi dalam berbagai konteks.
Nah, konteks dalam artikel ini saya tidak akan membahas mengenai AI lemah atau kuat tapi cara mengimbangi kerja AI.
Disclaimer, artikel ini berdasarkan pengalaman penulis.
Senin lalu, tanggal 24 februari 2025, penulis pertama kali mengendarai mobil ke kota Surabaya, dimana ini termasuk tindakan nekat, karena hanya mengandalkan gmaps. Dengan pd saya yakin akan sampai di lokasi tujuan, eh ndilalah nasib nahas memang selalu ada di kalender, dan tidak boleh terlalu yakin. Alhasil perjalanan yang sesuai bayangan tidak terjadi, dan gmaps membuat saya nyasar. Bayangin hujan deras, menjelang maghrib dan berada di jalan antah berantah. Pasti dredeg dan pengen nangis, belum stressor lainnya misalnya di marahi dosen hahahaha... Semakin baper kan hahaha.
Lalu apa hubungannya kisahku dengan ngeyel pada AI, ada loh... masa iya kita bisa ngeyel ?
Saat bersinggungan dengan AI sebaiknya kita mengenal Task Familiarity. Task familiarity dalam AI merujuk pada sejauh mana suatu sistem kecerdasan buatan mengenali dan memahami tugas yang diberikan berdasarkan pengalaman atau data sebelumnya. AI yang memiliki task familiarity tinggi dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efisien karena telah dilatih dengan dataset yang relevan, sementara AI dengan task familiarity rendah mungkin memerlukan lebih banyak pemrosesan atau pelatihan tambahan untuk mencapai performa optimal (Chatgpt).

Dalam konteks kita, task familiarity dalam AI memiliki hubungan erat dengan cara manusia belajar dan beradaptasi terhadap tugas. Seperti manusia yang semakin mahir dalam suatu pekerjaan setelah berlatih atau memiliki pengalaman, AI juga menjadi lebih efisien dalam menyelesaikan tugas setelah dilatih dengan data yang relevan. Misalnya, seseorang yang sudah terbiasa mengoperasikan mesin tertentu akan lebih cepat dan akurat dalam penggunaannya dibandingkan orang yang baru pertama kali mencobanya. Demikian pula, AI yang sudah dilatih dengan tugas tertentu akan memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding AI yang belum pernah menghadapi tugas tersebut. Konsep ini juga mencerminkan bagaimana manusia dan AI dapat bekerja bersama dalam meningkatkan produktivitas, di mana AI dapat membantu tugas-tugas yang sudah dikenalnya, sementara manusia tetap bertanggung jawab atas keputusan dan tugas-tugas yang membutuhkan kreativitas serta pemikiran kritis (sumber : Chatgpt)
Nah, intinya gini. saat menggunakan AI sebaiknya kita juga sudah familiar dengan hal- hal yang menjadi bahan diskusi. Jangan hanya percaya sepenuhnya nanti jatuhnya bias. Dalam kasus sasar menyasar yang dilakukan oleh gmaps, ya sebaiknya manusianya familiar juga dengan jalanan atau lokasi yang dituju. Jika ada tanda-tanda tidak sesuai arah tujuan, kita bisa memilih untuk ngeyel sama AI atau memilih jalan lain. So, kita bisa menghindari masuk hutan, ataupun jalan sempit lainnya. Cara mudahnya : buka jendela, atau buka pintu turun dari mobil dan bertanya pada warga lokal "ngapunten bade tanglet...." atau permisi mau bertanya ... Tapi kalau dikasus yang saya alami, saya tidak melakukannya karena terjebak hujan deras dan terjebak kemacetan lengkap sudah....
Catatan kegalauan saya saat nyasar ....
Meskipun AI bisa sangat familiar dengan suatu tugas, individu tetap perlu melakukan validasi untuk memastikan hasilnya benar dan sesuai dengan konteks. AI bisa membuat kesalahan, terutama jika menghadapi kondisi yang belum pernah ditemuinya sebelumnya. (Daripada kamu nunggu dia minta maaf, lebih cepat Ai yang minta maaf loh hahhahaha, disclaimer lagi kalau AI melakukan kesalahan ya).
AI bisa membantu kita dalam tugas yang sudah dikenalnya, tetapi kita tetap memiliki peran utama dalam pengambilan keputusan. AI bukanlah dewa dia juga punya salah ðŸ¤
Sekian artikel kali ini, sudah 5 nyamuk yang menggigiti tangan saya hahaha... Sekarang waktu menunjukkan 07.14 wib... masih ada 15 menit waktu menunggu yang akan saya gunakan untuk menikmati pagi hari di UNAIR kampus B.
Komentar
Posting Komentar