Lengah dikit, langsung deh ada istilah FoPo..
FOPO merupakan istilah ketakutan seseorang terhadap pendapat orang lain. FOPO sendiri merupakan singkatan dari Fear of People's Opinions. Nah fopo bukan hanya perasaan malu atau canggung tapi juga ketakutan yang mempengaruhi cara individu untuk berpikir, bertindak dan juga mengambil keputusan.
Parahnya lagi, orang yang FoPo cenderung berusaha untuk menyesuaikan diri secara berlebihan demi bisa diterima., bahkan sampai mengabaikan keinginan pribadinya. Nah karena itu jika FOpo ini dibiarkan bisa menghambat pertumbuhan dan mengurangi kualitas hidup.
ah Kena Mental niiiii karena FOPO....
Tenang wajar loh kena mental, saya aja saat menulis ini kena mental hahahahha...
Tapi usaha untuk mengenali penyebabnya karena apa, mengenali perasaan "ok gpp kena mental" dan mengenali diri gimana caranya keluar dari jeglongan mental ini.
Secara psikologis, FOPO biasanya terjadi pada individu yang memiliki raya percaya diri rendah, dikit- dikit ga pede, padahal mampu (menulis ini seperti ngaca siy ya hahahaha). selain itu sering dibanding-bandingkan (woooiii jangan deh bandingan antar individu, semua punya lebih dan kurangnya masing- masing, (ah lega bisa neriakin woi ke orang yang bandingin))... Nah tidak diberi ruang untuk menunjukkan ekspresi juga memicu fopo loh. Plus hadirnya sosial media, timeline , feed IG dll memberikan ruang opini orang lain tampak nyata, hakiki di depan mata. Padahal ya, sosmed mah terasnya rumah, dalamnya rumah ya hanya penghuninya yang tahu.
Ciri-ciri seseorang yang mengalami FOPO antara lain:
takut mengekspresikan pendapat karena takut salah atau ditolak,
sering merasa gelisah setelah melakukan sesuatu karena membayangkan penilaian orang,
sulit mengambil keputusan sendiri, serta terlalu fokus pada penampilan atau pencitraan.
Orang yang mengalami FOPO juga cenderung menghindari konflik, tidak bisa berkata “tidak”, dan berusaha menyenangkan semua orang.
FOPO dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kebebasan individu. Ketika seseorang terus-menerus dikendalikan oleh ketakutan akan penilaian orang lain, ia bisa kehilangan arah dan identitas pribadinya. Ia menjadi mudah lelah secara emosional, mengalami stres, dan bahkan depresi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala FOPO sejak dini agar bisa ditangani dengan tepat. (nah iniiiiii, kena mental)
Cara mengatasi FOPO dimulai dengan meningkatkan kesadaran diri. Seseorang perlu menyadari bahwa tidak semua pendapat orang harus direspons atau diinternalisasi.
Latihan membangun kepercayaan diri, seperti afirmasi positif dan self-compassion, sangat membantu. Membatasi paparan terhadap media sosial atau lingkungan yang toksik juga bisa mengurangi tekanan. Selain itu, dukungan dari teman, keluarga, atau konselor profesional sangat berharga dalam proses pemulihan dari FOPO.
Kalau teman sendiri yang memberikan omongan, hmm... screening aja... dia teman atau bukan?
So,.... gak semua omongan orang harus di dengerin, liat saja yang ngomong ini emang teman atau bukan.. punya maksud baik atau menjerumuskan... dia ngomong untuk kebaikan atau hanya sekedar julid...
Ups .... kita tidak bisa mengontrol omongan orang lain, yang bisa kita lakukan ya bye bye pada omongan itu... Memilih untuk sehat bukan suatu yang sulit kalau sudah menyadari.
Komentar
Posting Komentar