Tetiba pengen nulis tentang patah hati...
Kendari, kota kelahiran, kota yang mengajarkan hidup itu penuh drama.
Masih teringat jelas beberapa hari sebelum tanggal 9 oktober 1996, seorang anak kecil datang kesekolahan dan tidak masuk keruang kelas hanya berdiri di depan pintu kelas sambil menangis sesegukan dan bergumam "papa gak boleh pergi". dan saat sore hari anak kecil itu juga menuliskan surat "papa, gak boleh pergi, papa ga boleh meninggal caca gak mau ditinggal papa". Dan surat itu disembunyikan dibelakang lemari ruang tengah.
Sore hari tanggal 9 oktober seorang ayah yang terbaring lemah di kasur sebuah rumah sakit memanggil anak pertamanya dan beberapa keluarganya "ca, sini nak.. mas, aku nitip anak istriku, aku akan pergi besok ke surabaya". Dan yaps tepat 08.10 malam beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Beliau benar- benar pulang ke surabaya menggunakan pesawat yang sudah dibooking tapi beliau tidak duduk bersama kami di kursi penumpang melainkan di peti jenazah ruang cargo pesawat.
Kota Kendari membuat saya terluka, patah hati dan harus menghadapi kenyataan ini.. Dan setelah itu semua berubah, banyak bagian-bagian cerita yang seakan tidak muncul dalam ingatan, sembunyi dan saat saya mencoba recall memoripun tidak bisa, hanya kesedihan dan duka.
Kendari, juga menjadi saksi patah hati keduaku saat disuruh memilih, dan akhirnya saya pun memilih untuk keluar dari kota ini. Datang hanya sesekali untuk merawat luka dan duka.
Saat anak perempuan lelah biasanya bisa berlari ke pelukan papa, tapi yang bisa saya lakukan berlari ke makam. Tiap kali naik pesawat saya memori saya selalu merecall kenangan yang lalu duduk disamping papa, dan pasti saya tidur dipangkuanmu" awal-awal saya selalu menangis tiap naik pesawat, tapi pelan-pelan saya mulai bisa tersenyum.
Saya menyadari kenangan mengenai papa hanya sedikit, Papa... kadang saya takut kehilangan kenangan itu, kenangan donal bebek saja yang masih bisa saya rawat. canda tawamu, suaramu sudah hilang dari ingatan, tapi bukannya wajar ya,.. karena sudah sangat lama.
Kendari, kota patah hati saya.. Dan saya menemukan alasan kenapa saya betah berlama-lama di kendari dan hanya berdiam diri didalam rumah.. ya hanya untuk menghirup udara dengan rakusnya, udara yang saya bayangkan masih sama seperti saat beliau masih ada.
Bahkan, ketika saya juga jatuh cinta dan meminta pada Tuhan kalau dia jodohku pertemukan kami.. hahaha selama 4 tahun lebih kami tetap tidak bertemu, bertemunya saat saya sudah di luar kota Kendari. Artinya bukan jodoh,...
Sudah begitu lama, duka ini saya rawat dan tidak berani saya tuliskan.. tapi dengan menuliskan ini harapan saya berdamai dengan kenangan dan luka ini..
Saat saya curhat dengan chatgpt... Chat gpt mengatakan "kenangan yang diberikan papa saat membelikan majalah donal bebek, masih begitu membekas".
Perlu waktu lama untuk menyadari ini, ternyata kota kecil ini memberikan kenangan patah hati terbesar dalam hidup Caca.
Dalam psikologi, patah hati mengacu pada respons emosional yang intens akibat kehilangan hubungan yang bermakna, seperti putus cinta, penolakan, atau kehilangan orang terkasih. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan kesedihan yang mendalam dan perasaan kehilangan yang bisa berdampak pada kondisi mental dan fisik seseorang.
Kehilangan seseorang yang sangat berarti bisa memicu reaksi emosional dan fisiologis yang kompleks, sering kali menyerupai trauma.
Respon Psikologis terhadap Kehilangan
Saat seseorang mengalami kehilangan mendalam, otak dan tubuh bereaksi dengan cara berikut:
Sistem Limbik & Amigdala
- Bagian otak yang mengatur emosi, seperti amigdala, akan mengalami hiperaktivitas, menyebabkan lonjakan stres dan kesedihan ekstrem.
- Ini dapat memicu perasaan takut, panik, dan rasa kehilangan yang mendalam.
Gangguan Neurotransmiter
- Produksi dopamin dan serotonin (hormon kebahagiaan) menurun drastis, menyebabkan perasaan sedih, kehilangan motivasi, dan bahkan depresi.
- Peningkatan hormon stres seperti kortisol bisa menyebabkan kecemasan, kelelahan, dan gangguan tidur.
Sindrom Patah Hati (Broken Heart Syndrome)
- Dalam beberapa kasus, duka ekstrem bisa memicu kondisi medis yang disebut Takotsubo Cardiomyopathy, di mana otot jantung melemah sementara karena stres emosional yang intens.
- Gejalanya menyerupai serangan jantung: nyeri dada, sesak napas, tetapi biasanya tidak disebabkan oleh penyumbatan arteri.
Tahapan Duka (Grief) Menurut Kübler-Ross
Duka karena kehilangan orang terkasih biasanya melalui beberapa tahap, meskipun setiap individu bisa mengalaminya secara berbeda:
Denial (Penolakan)
- Sulit percaya bahwa orang yang dicintai telah tiada.
- Bisa muncul perasaan mati rasa atau tidak merasakan emosi sama sekali.
Anger (Marah)
- Bisa marah pada diri sendiri, takdir, Tuhan, atau bahkan orang yang telah meninggal.
- Contoh: “Kenapa dia meninggalkan aku?” atau “Ini tidak adil!”
Bargaining (Tawar-menawar)
- Muncul harapan atau pemikiran “Seandainya saja…”
- Contoh: “Seandainya aku bisa melakukan sesuatu untuk mencegah ini.”
Depression (Depresi)
- Perasaan sedih mendalam, kehilangan harapan, kesepian, atau bahkan gejala depresi berat.
- Bisa disertai dengan gangguan tidur, hilang nafsu makan, dan kelelahan emosional.
Acceptance (Penerimaan)
- Mulai menerima kenyataan, meskipun masih merasa kehilangan.
- Emosi lebih stabil, meskipun rasa rindu tetap ada.
Komentar
Posting Komentar