Langsung ke konten utama

Sexy killers, Politik dan Perubahan


Sexy killers, Politik dan Perubahan
Source: Google
Source : Google

Film dokumenter  yang diluncurkan beberapa hari sebelum pemilu. film ini mengisahkan tiga poin utama, pengusaha, penguasa dan masyarakat. Sexy killer di produseri oleh didit Haryo Wicaksono dan di sutradarai oleh Dandhy Laksono. Dari judulnya saja sudah memberikan intonasi kata negatif sexy killers. Pertama kali mendengar atau melihat  judul film ini mungkin sebagian besar berasumsi film yang berbau horor, ada adegan pembunuhan dan berhubungan dengan seks. Adegan pertama pada film ini pun menampilkan adegan sepasang lawan jenis yang sedang menikmati bulan madu di sebuah kamar hotel dengan penggunaan listrik yang cukup besar. Pembukaan adegan film yang menarik untuk di tonton. 

Adegan peradegan dalam film dokumenter ini menceritakan mengenai lingkungan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan tambang Batubara, ada harga yang harus di bayar saat kita menggunakan listrik (singkat cerita, adegan itu menuntun kita untuk mengarah pada kesadaran kita dalam menggunakan listrik). Listrik sudah menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, saat terjadi pemadaman listrik saat itupula akan ramai cerita hujatan di sosial media, begitu gampang masyarakat menghujat tanpa tahu bagaimana proses listrik mengalir ke rumah. perubahan jaman mau tidak mau, sadar ataupun tidak di sadari akan memberikan perubahan pada perilaku masyarakat. Perilaku masyarakat di tentukan oleh perkembangan teknologi. Salah satu contoh kecil saja, saat indikator handphone kita mulai mengirimkan tanda baterai lowbat saat itupula kita segera mencari colokan listrik, atau kita selalu menyediakan power bank sebagai penyambung baterai handphone agar terus aktif.

source : Google
Alur cerita film ini menceritakan bagaimana kegelisahan masyarakat akan kesehatan diri mereka, lahan tempat mencari rejeki yang perlahan tapi pasti tergusur oleh adanya proses penambangan batubara. Film ini juga menampilkan potongan-potongan video mengenai anak-anak yang meninggal karena tenggelam pada kumbangan bekas tambang batubara, sehingga anak-anak memiliki tempat bermain yang terbatas, lokasi kumbangan itu tepat di belakang lingkungan sekolah. Dan masih banyak lagi cerita masyarakat yag bersinggungan langsung dengan perusahaan tambang. Beberapa potongan video mengenai tanggapan pemerintah daerah mengenai protes masyarakat mengenai proses tambang inipun menimbulkan hujatan geram netizen yang menontonnya. Salah satu kalimat yang muncul untuk reaksi mengenai korban meninggal “sudah nasibnya” . terlontarnya kata ini memunculkan pertanyaan apa benar emphaty manusia sudah mengalami kelunturan? Apa tidak bisa mengucapkan kata yang lebih pantas untuk di dengarkan, paling tidak kata-kata untuk menenangkan keluarga yang di tinggalkan. Satu tugas besar untuk kita menghidupkan kembali, membangkitkan kembali rasa emphaty.

Source : Google
Perusahaan batubara akan selalu berhubungan dengan perusahaan Pembangkit Listrik tenaga uap yang terus di bangun oleh pemerintah. PLTU ini dibangun untuk memnunjang dan mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia. Salah satu yang menarik film ini juga menyuguhkan data mengenai pemilik dari perusahaan batu bara, dan sosok-sosok di belakang Pembangkit Listrik Tenaga UAP yang beroperasi di Indonesia. Penonton dibuat kaget dengan hadirnya sosok-sosok calon yang mengikuti konstetasi politik 2019. Reaksi penonton banyak yang tidak percaya kalau sosok-sosok yang dipujanya bersih ternyata termasuk dalam lingkaran itu. Yaaa, itulah politik, proses untuk mencapai suatu tujuan. Ibarat kata saya akan membantu kamu untuk memenangkan pertandingan ini, tapi apa yang aku peroleh sebagai imbalannya. Seperti tulisan saya yang lalu apa kita benar-benar bebas memilih? Kalau menurut opini saya kita memilih atas apa yang sudah di pilihkan. 

Source : google
Opini yang berkembang saat ramainya pembahasan mengenai film ini adalah menggiring masyarakat untuk tidak memilih calon yang sudah ada. mungkin saja itu menjadi salah satu dampak dari pemutaran film ini di waktu mendekati pemilu, namun opini pribadi saya, film ini memiliki jangka panjang yaitu pergerakan, masyarakat di suguhkan adegan banyaknya masyarakat yang menjadi korban karena perusahaan tambang dan PLTU, apa langkah yang akan di ambil oleh masyarakat untuk mengatasi, mengantisipasi kurangnya masyarakat yang menjadi korban. Karena mau atau tidak mau kita sudah menjadikan listrik sebagai kebutuhan primer kita. Bahan baku listrik tenaga uap adalah batu bara. 

Kembali pada sosok-sosok yang muncul di bagan pemilikan saham batu bara maupun PLTU, ojo gumunan yes, manusia tidak ada yang benar-benar sempurna, ini adalah politik. tidak bijak rasanya kalau kita saling menghujat, atau saling sindir. Yang bisa kita lakukan adalah perubahan, ya perubahan itu sulit tapi pergerakan untuk memulai sebuah perubahan itu harus di lakukan, paling tidak bergerak dari diri sendiri, misalnya mematikan lampu jika sudah tidak di pakai.

Source : google
Jangan kaget,jangan gumunan saat terlontar kata “ooh,loh kok begitu, ternyata orang yang di sebut-sebut bersih turut bermain di dalamnya” saat kata-kata itu muncul saat itulah kita di giring untuk masuk dalam pusaran pikiran jangka pendek. 

Bukannya kita bisa memilih sosok yang menurut kita memiliki resiko paling kecil untuk masyarakat Indonesia. Masih ada orang baik di lingkungan kita.

Tetap datang Ke TPS dengan niat membawa perubahan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia, entah mau coblos siapa dan apa biarkan itu jadi rahasia. Ramainya jagad maya dan sosial karena perilaku masyarakat yang menunjukkan pilihan politiknya.

Satu lagi prinsip dasar pemilu yang jujur adil dan rahasia sebaiknya harus mengalami penyesuain dengan kondisi masyarakat saat ini. Saran saya kalau menonton film ini harus ada pendampingan dari sisi akademis yang bisa melihat dengan jernih permasalahan ini, ya paling tidak yang netral.

Poin –poin yang bisa di petik dari film ini adalah
1. memberikan kesadaran kepada penonton untuk lebih perduli terhadap lingkungan sekitar
2. membangkitkan empati pada penonton
3. memberikan pendidikan politik yang cukup membuat shock pada penonton (mau tidak mau masyarakat harus mendapatkan pendidikan politik yang proporsional).
4. mengajarkan pada penonton untuk tidak terlalu fanatik pada sosok-sosok pilihannya.
5. Ngumpul dan berdiskusi akan menurunkan ketegangan saat ada perbedaan . 


 NB : Tulisan ini sudah di kirim ke salah satu media online (1 hari sebelum pemilu)  tapi belum di muat, entah di muat atau tidak karena momentnya sudah lewat heheh

semangat membaca...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review The Alpha Girls Guide

 The Alpha Girls Guide Buku yang ditulis oleh om piring @hmanampiring . Diterbitkan oleh @gagasmedia (sudah 14 kali cetak)  Om piring menulis buku ini sebagai respon atas pertanyaan "cewek itu harus berpendidikan tinggi nggak sih? Ujung-ujungnya di dapur juga, kasih alasan kuat dong kenapa cewek harus berpendidikan tinggi? "  Pertanyaan pematik ini, pertanyaan yang komplek dan sering banget muncul, nah im piring menjawab pertanyaan ini dengan elegan berdasarkan pengamatan dan juga riset.  Buku ini terdiri dari 9 bagian yang di awali dengan bagian apa itu alpha female hingga your alpha female.  Saya tertarik beberapa kalimat dalam buku ini  1. Status alpha adalah status di dalam sebuah kelompok, artinya bergantung pada pengakuan anggota kelompok lain (tidak melabeli diri sendiri)  2. Miss independent belum tentu alpha female, tapi alpha female sudah pasti miss independent (ada bbrp prinsip penting dlm diri alpha female)  3. Alpha girls melihat pend...

Stress? Belanja aja... hmm

  "Aku kalau stress biasanya belanja"...  "Aku Galau, ya buka aplikasi oranye atau aplikasi item, Checkout di keranjang" "Hidup itu antara kerja dan checkout" Bukan kalimat asing kan,.. Hmm.. saya pun pernah mengalami ini. Ingat banget, waktu itu galau malah keluar kost, ke toko buku dan ambil-ambil buku pas bayar kaget donk hampir setengah juta hanya untuk konsumtif belanja menghilangkan galau.. Ya siy, galau hilang saat ambil-ambil barang eh tapi galau datang lagi saat pembayaran. Itu pengalaman pribadi... sekarang kalau galau larinya siy ke stok bahan makanan di kulkas, masak-masak.  Lain lagi cerita salah seorang kawan "ca, aku putus lagi, dan kamu tahu aku ke toko kosmetik beli make up banyak banget, pokoknya aku harus tampil lebih cantik" Nah... fenomena konsumtif saat stres ini dinamakan  Doom Spending. Doom spending adalah kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif sebagai respons terhadap kecemasan, stres, atau ketidakpastian akan mas...

Validasi rasa

 Rasanya masih sama ya..  ... Bingung dan Gak tahu harus apa? Respon pertama "Tuhan sedang bercanda lagi" Tapi, lebih dari itu... "Tuhan tidak sedang bercanda, karena ini seserius itu" Pernahkah membayangkan berada dalam satu tim bersama orang yang menginginkan posisimu, menginginkan jadi penggantimu bahkan menginginkan kamu mati?  Yups, saya berada dalam posisi itu,... Setelah 3 tahun berusaha bangkit, berusaha pulih dan masih proses pendampingan mental maupun spiritual hanya beberapa detik semua seakan memaksa menyeretku kembali pada masa gelap.. Saya tertawa kencang banget, kayak kok lucu siy.... Orang ini menghilang setelah membuat huru hara dan Tuhan dengan entengnya memberikan satu momen kami harus bersama hahahhahah... Kayak, begitu banyak kemungkinan yang ada, tapi kok kemungkinan ini yang tercipta... kenapa probabilitasnya besar banget hahahha.. Akhirnya pecah tangisku, setelah saya tidak tahu harus merespon bagaimana... masih jelas mengingat dengan detail ...